Rabu, 15 Oktober 2014

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

              
    A.  PENDEKATAN KESUSASTRAAN
   
Ilmu Budaya Dasar pada awalnya diberi nama “Basic Humanities” yang diambil dari bahasa Inggris yaitu The Humanities. Istilah tersebut berasal dari bahasa latin Humanus yang berarti manusiawi, berbudaya dan halus. Sebagai Homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu the Humanities tersebut. Ilmu tersebut masih dapat diperdebatkan tentang apa yang dipelajari didalamnya. Namun, pada pokoknya ilmu tersebut mempelajari tentang manusia dan budaya.

Banyak ilmu yang berkaitan dengan seni. Dengan seni, ilmu dapat lebih berkomunikasi karena bersifat tidak normatif. Oleh karena itu, the humanities menggunakan seni yaitu sastra. Sastra merupakan seni yang memiliki peranan penting karena sastra menggunakan bahasa. Bahasa digunakan dalam berbagai kegiatan manusia. Oleh karena itu, pada hakekatnya manusia dan bahasa adalah satu.

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Sastra lebih mudah digunakan untuk berkomunikasi karena pada hakekatnya, karya sastra merupakan penjabaran abstraksi. Cabang – cabang seni lain sebenarnya juga bersifat abstrak, namun masih membutuhkan penjabaran dan penafsiran. Sebaliknya, sastra merupakan penafsiran itu sendiri. Meski didalam penafsiran tersebut masih dapat ditafsirkan lagi. Selain itu, sastra juga didukung cerita. Dengan cerita, orang akan lebih tertarik dan lebih mudah mengemukakan gagasan – gagasannya. Cabang – cabang seni lain juga dapat menarik tanpa didukung oleh cerita. Namun, terkadang sulit untuk mengemukakan gagasannya.


B.  ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa dalam pengertian kesustraan disebut fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan. Prosa juga sering diistilahkan dengan teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan sebagai karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata.
Dalam kesusastraan Indonesia, prosa dibagi menjadi 2 yaitu :

1.      Prosa Lama
1. Dongeng
Cerita yang sepenuhmya merupakan hasil imajinasi atau khayalan pengarang di mana yang diceritakan seluruhnya belum pernah terjadi.
2. Hikayat
Cerita, baik sejarah, maupun cerita roman fiktif, yang dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta. Contoh; Hikayat Hang Tuah, Hikayat Seribu Satu Malam, dan lain-lain.
3. Sejarah ( Tambo ) 
 isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja.
4. Cerita pelipur lara
Cerita tentang petualangan dan peperangan seorang ksatria yang selalu berakhir dengan kebahagiaan pada tokoh yang membela kebenaran dan kehancuran pada tokoh yang jahat.
5. Epos
Cerita tentang kepahlawanan suatu bangsa. Tokoh utama biasanya gagah berani dan pandai berperang.

2.      Prosa Baru
1. Cerpen 
cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh yang terbatas tetapi tidak berkembang atau tidak mengakibatkan perubahan nasib pelaku utama. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.
2. Roman 
Cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang.
3. Riwayat ( biografi ) 
Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan kehidupan pengarangnya sendiri disebut autobiografi.
4. Novel
Lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.


C. NILAI – NILAI DALAM PROSA FIKSI

Prosa fiksi dapat disebut sebagai karangan narasi sugestif/ imajinatif. Dalam setiap cerita, pasti terdapat nilai – nilai baik itu moral ataupun nilai lain yang dapat ditemukan oleh pembaca. Oleh karena itu, prosa juga memiliki nilai –nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Berikut nilai – nilai dalam prosa fiksi :

Prosa fiksi memberikan kesenangan
Karena cerita yang dikarang secara imajinatif, secara tidak langsung membuat pembaca ikut berpikir sesuai dengan imajinasinya. Alur cerita yang sama dengan pengalaman pembaca ataupun kejadian – kejadian aneh yang tidak pernah dirasakan oleh pembaca. Begitu juga dengan tokoh – tokoh yang memiliki berbagai macam karakter yang akan membuat pembaca mencoba untuk menggambarkan tokoh tersebut sesuai dengan imajinasinya.  Hal – hal tersebut akan  membawa kesenangan tersendiri terhadap pembaca.

Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan informasi yang tidak terdapat pada ensiklopedi, sejarah ataupun laporan jurnalistik.  Dalam prosa fiksi, dapat dipelajari sesuatu dari kehidupan masa depan, kehidupan masa lalu ataupun kehidupan asing yang tidak pernah dibayangkan.

Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi, sehingga digunakan sebagai sarana pemindahan yang tak henti –hentinya dari warisan budaya bangsa. Seperti contoh novel – novel perjuangan yang menggambarkan perjuangan revolusi dan sifat heroisme para pahlawan yang tidak lagi dirasakan oleh generasi muda jaman sekarang. Oleh karena itu, novel – novel tersebut dapat digunakan untuk menyentuhkan jiwa kepahlawanan kepada pembacanya.

Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi, seseorang dapat menilai kehidupan lewat pengalaman – pengalaman dari berbagai individu. Fiksi juga memberikan kesempatan seseorang untuk memilih respon – respon emosional tidak mungkin dalam fiksi inilah yang membuat pembaca dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya mengenai tokoh, hidup dan kehidupan manusia. Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibedakan menjadi karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya dengan cara mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya dengan cara mengajak pembaca  merenung.


 D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema atau pokok bahasan yang terdapat pada ilmu budaya dasar. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.
Adapun hal – hal yang dilakukan oleh penyair agar tercipta kepuitisan serta keartistikan dalam puisi yaitu: 


Figura bahasa (figurative languange) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan  memberikan kejelasan gambaran angan.

Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.

Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.

Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.

Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis, dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi tentang potret kehidupan manusia. Puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang artistik. Penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar didasarkan oleh beberapa alasan :

Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman/ pengalaman perwakilan berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.

Puisi dan kesadaran individual
Dengan membaca puisi kita diajak untuk dapat menjenguk hati dan pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri. Karena melalui puisi, penyair menunjukkan kepada pembaca bagian lain dalam hati manusia, dan menjelaskan pengalaman setiap orang.

Puisi dan kesadaran sosial
Puisi juga memberikan manusia pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam isu dan masalah sosial. Secara imaginatif, puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial seperti penderitaan atas ketidakadilan, konfik dengan sesama, pemberontakan terhadap hukum Tuhan dan lain sebagainya. 



Daftar Pustaka