1. PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Carl Rogers
adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang
berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan
pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan
pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena
Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata
lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup
alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain
dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
2. KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ROGERS
Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian
sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar
dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di
ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun
pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia
berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang
memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Aktualisasi dapat memudahkan dan meningkatkan
pematangan dan pertumbuhan. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi psikologisnya yang unik. Roger
percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawanya sejak lahir untuk
menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting adalah diri orang sendiri,
suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat
daripada orang-orang yang sakit secara psikologisnya.
Menurut
roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak-kanak,
tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi beliau
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita
memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
Menurut
Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat
mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian,
misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau
memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang
akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Sebagai makhluk hidup manusia merupakan
organisme, yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua
fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan
locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia
luar.
Pengertian organisme mencakup 3 hal :
Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang
lengkap dengan fungsi fisik dan psikisnya. Organisme adalah tempat semua
pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran
setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri
dan di dunia luar.
Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia
seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang
sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subjektif semacam itulah
yang menentukan/membentuk tingkah laku.
Holisme : organisme adalah salah satu
kesatuan sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian akan mempengaruhi bagian
lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan yakni tujuan
mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
Medan
fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri)
dan pengalaman eksternal, pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman
disadari, pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi (denied or distorted) pengalaman disadari dan
pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman tidak
disadari.
3. KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT ROGERS
Konsep
teori tentang kepribadian Rogers (Rogers dalam Corsini, 2011) mengacu pada
sembilanbelas pokok pikiran tentang kepribadian, yaitu:
1. Semua individu (organisme) berada di
dunia pengalaman yang terus berubah. Pada konteks tersebut, individu tersebut
adalah pusat perubahan.
2. Individu atau organisme bereaksi terhadap
perubahan fenomena sebagaimana hal tersebut dirasakan atau dipersepsikan.
Fenomena yang dipersepsikan tersebut adalah realitas bagi individu.
3. Organisme bereaksi sebagai satu unit yang
utuh terhadap bidang fenomena.
4. Individu memiliki kecenderungan dan upaya
untuk mengaktualisasikan, menjaga dan memelihara status sebagai organisme yang
terus memberikan makna atas pengalaman.
5. Beberapa bagian dari keseluruhan ruang
yang dipersepsi secara bertahap akan dipisahkan dan menjadi sesuatu yang
disebut diri (self).
6. Sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan –dan lingkungan sebagiannya adalah hasil interaksi dengan individu
lain– self terbentuk, cair tapi konsisten pada persepsi tentang karakteristik dan hubungan antara aku (I sebagai subyek) dan
aku lian (me sebagai obyek) bersama dengan pelbagai nilai yang terselip pada
konsep-konsep tersebut.
7. Sudut pandang terbaik untuk memahami
kepribadian subyek tertentu mengacu pada kerangka yang mengacu langsung kepada
individu.
8. Perilaku secara prinsipil merupakan upaya
yang diarahkan untuk memenuhi pelbagai kebutuhan sebagai sesuatu yang dialami
pada ruang pengalaman langsung yang dipersepsi.
9. Emosi menyertai dan memfasilitasi tujuan
yang mengarahkan perilaku. Sementara bentuk emosi berhubungan dengan jenis
perilaku yang dianggap berpengaruh untuk mempertahankan keberadaan individu.
10. Nilai melekat pada pengalaman, sementara
nilai menjadi bagian langsung dari struktur diri (self) dan nilai-nilai yang
merupakan bagian dari struktur diri.
11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan
individu beroperasi dengan cara: a) disimbolkan, dirasakan dan disusun dalam
beberapa hubungan langsung dengan diri; b) diabaikan karena tidak ada hubungan
yang dirasakan secara langsung pada
struktur diri (self); dan c) indvidu menolak simbolisasi pengalaman karena
tidak konsisten dengan struktur diri (self) tersebut.
12. Hampir seluruh model perilaku yang diterima
oleh individu adalah bentuk yang sesuai dan konsisten dengan konsep diri.
13. Perilaku dapat disebabkan oleh pengalaman
organik dan kebutuhan yang belum disimbolisasikan pada self.
14. Penyesuaian psikologis terjadi apabila ketika konsep diri, seperti pengalaman viseral dan sensorik
berasimilasi pada tingkat simbolis ke dalam hubungan yang konsisten dengan
konsep diri pada individu.
15. Kegagalan menyesuaikan diri secara psikologis
ada terjadi apabila individu menyangkal pengalaman sensoris dan viseral.
Akibatnya pengalaman tersebut tidak tersimbolisasikan and tertata pada struktur
kepribadian. Situasi ini menyebabkan ketegangan atau potensi ketegangan
psikologis.
16. Pelbagai pengalaman yang tidak sesuai dengan
struktur kepribadian individu dinilai sebagai ancaman. Sikap ini dimunculkan
untuk mempertahankan situasi kepribadian atau self itu sendiri.
17. Self, pada situasi tertentu akan mengevaluasi
pengalaman yang tidak konsisten dengan struktur kepribadian. Penilaian terhadap
pengalaman tersebut akan direvisi. Hal ini terjadi apabila pengalaman yang
tidak sesuai tersebut muncul dengan tidak menimbulkan ancaman atas struktur
self itu sendiri.
18. Ketika pengalaman sensoris tertentu diterima
dan dipersepsi lalu disatukan ke dalam satuan sistem kepribadian, maka
kecenderungan lain yang muncul adalah self akan lebih memahami keberadaan sesuatu
yang lian dan memahami keberadaan individu lain sebagai yang terpisah dari
dirinya.
19. Karena individu memiliki sistem untuk
mempersepsi dan menerima pelbagai pengalaman ke dalam struktur kepribadian,
maka ia akan menyadari telah mengganti atau memperbaharui nilai-nilai terkini.
Perubahan tersebut secara intensif mengacu pada
kecenderungan introyeksi yang telah disimbolisasikan secara terdistorsi
atau tersesuaikan melalui sebuah proses penilaian yang berkelanjutan pada
individu.
Rogers
memiliki konsep kepribadian individu yang secara utuh berfungsi (fully
functioning person). Konsep ini akan dijelaskan pada bagian tujuan terapi
menurut Rogers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar