1. PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Allport
percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan
dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak
sadar . Individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar,
menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan
itu juga.
Kepribadian
yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak.
Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja,
misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan,
menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan
menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Manusia
yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang
bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan
visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang
lebih tinggi.
2. KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ALLPORT
Menurut
allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan
dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan
yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai.
Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu
hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila
melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
1)
Perluasan
diri sendiri.
Orang menjadi matang, dia mengembangkan
perhatian-perhatian di luar diri.
2)
Hubungan
diri yang hangat dengan orang lain.
Orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman-keintiman atau cinta serta simpati dan empati terhadap
orang lain.
3)
Keamanan
emosional.
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari
apa yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan.
4)
Persepsi
realistis.
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara
objektif.
5)
Keterampilan-keterampilan
dan tugas.
Orang yang berjiwa sehat menggunakan
keterampilan-keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan
diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6)
Pemahaman
diri.
Memahami tentang hubungan atau perbedaan antara
gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan
yang seseungguhnya.
7)
Filsafat
hidup yang mempersatukan.
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan
nilai-nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan
berdasarkan nilai-nilai dan pandangan orang lain.
Ketujuh hal
di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan dasar
perkembangan yang sehat.
3. KONSEP KEPRIBADIAN MENURUT ALLPORT
Konsep kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian
Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang
sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi
kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi
adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk
identitas diri kita.
Dalam teori
Allport juga memandang bahwa kesehatan
psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan
bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan
dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Perkembangan
Proprium
Allport
mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan
disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk
perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan,
pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal.
Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian.
Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “makna
penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu
tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport
menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an
(self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri
jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa
bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni :
perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara
usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat
menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah
intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh.
Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan
penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang
pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu
serupa manusia mikro (homunculus) atau “manusia yang berada di dalam dada” yang
melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem
kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada
diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan
ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan ego dapat
digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam
seluruh bidang kepribadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar